Bantu Palestina, Baznas Gaspol dengan Rp81,47 M dan Rencana Bangun Dapur Umum
JAKARTA -- Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI, Prof Noor Achmad, dengan tegas menyatakan bahwa kemerdekaan Palestina adalah sebuah keniscayaan.
"Apa yang sudah kita lakukan bagian dari dukungan kepada bangsa Palestina, terutama saat perang. Maka dari itu, kita lakukan percepatan," ujar Prof Noor di di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Jakarta Pusat, pada Rabu (19/2/2025).
Sebagai bentuk aksi nyata, BAZNAS meluncurkan program Membasuh Luka Palestina, yang hingga kini telah menyalurkan dana sebesar Rp 81,47 M untuk membantu warga Palestina yang terdampak perang. Bantuan ini mencakup tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi bagi warga yang kehilangan tempat tinggal di Gaza.
Rencana Bangun Dapur Umum dan Kampung Indonesia
Nggak berhenti di situ, BAZNAS juga tengah menjajaki pendirian dapur umum Indonesia di Gaza untuk memenuhi kebutuhan makanan para pengungsi. Saat ini, koordinasi sedang dilakukan dengan pihak terkait di Mesir untuk mengurus perizinan.
Bukan cuma dapur umum, ada juga rencana besar untuk membangun Kampung Indonesia di Gaza!.
"Teman-teman LAZ kita kumpulkan dan sepakat membangun kampung-kampung Indonesia di Gaza. Harapan kami, MUI menjadi bagian penting dalam negosiasi ini," kata Prof Noor, seperti dikutip kasih.news dari laman MUI.
Rencana ini bakal mencakup pembangunan sekolah, masjid, hingga rumah sakit di Gaza. Perkiraan biaya proyek ini mencapai Rp 500 M. "Tidak terlalu besar, kami yakin jika diumumkan, masyarakat Indonesia akan berbondong-bondong membantu," tambahnya dengan optimis.
Dukungan Publik yang Luar Biasa!
Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap BAZNAS sangat luar biasa. Awalnya, target penggalangan dana untuk Membasuh Luka Palestina hanya Rp 50 M, tapi realitasnya dana yang terkumpul mencapai Rp 300 M lebih!
Saat ini, masih ada Rp 220 M dana tersedia, sehingga untuk merealisasikan Kampung Indonesia di Gaza, hanya butuh tambahan Rp 280 M lagi.
"Dengan semangat gotong royong, ini pasti bisa terwujud!" ucap Prof Noor dengan penuh keyakinan.
Dalam pertemuan di Kantor MUI ini, berbagai tokoh Islam hadir, termasuk Prof Din Syamsuddin, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, Buya Yusnar Yusuf, Prof Utang Ranu Wijaya, serta perwakilan MER-C Rima Manzanaris.
Mereka sepakat menetapkan Ramadhan 1446 H sebagai bulan solidaritas untuk Palestina, dengan langkah-langkah konkret seperti ngintensifkan kampanye dan penggalangan dana, memboikot produk Israel serta produk terafiliasi, meningkatkan diplomasi dan advokasi internasional serta perkuat persatuan umat Islam dalam mendukung perjuangan Palestina.