BMH - Vanilla Hijab Salurkan Paket Idul Fitri untuk Pendidik, Jiwa Berbagi Bunda Aisah yang Menyalakan Ramadan
DI TENGAH hembusan angin Ramadan yang membawa aroma kebaikan, sebuah momen penuh makna tersaji di Jalan Rawadas, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada hari ini, 25 Maret 2025. Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) bersama Vanilla Hijab menggelar pembagian paket Idul Fitri untuk pendidik 50 guru PAUD dan guru ngaji di PAUD Nurul Fikri Asy-Syakir.
Acara ini merupakan perwujudan cinta, penghargaan, dan solidaritas kepada para pendidik yang telah mendedikasikan jiwa mereka untuk menabur benih ilmu pada generasi muda.
Tampak, di balik khidmat acara ini, ada satu sosok yang pancaran keikhlasannya menyentuh hati: Bunda Aisah, Pengawas Vanilla Hijab, yang sekali lagi menegaskan dirinya sebagai teladan dalam semangat berbagi.
Hanya beberapa hari sebelumnya, pada Kamis, 20 Maret 2025, Bunda Aisah telah memimpin inisiatif mulia lainnya. Di Duren Sawit, Jakarta Timur, ia membagikan hadiah bingkisan Lebaran kepada para Guru Rumah Qur’an Hidayatullah.
Dengan tangan terbuka dan hati yang penuh kasih, ia menyerahkan paket-paket itu sebagai wujud penghormatan atas ketabahan mereka dalam mendampingi anak-anak memahami kalam Ilahi. Kegiatan itu, yang dilaksanakan menjelang puncak Ramadan, menjadi bukti nyata bahwa bagi Bunda Aisah, berbagi bukan sekadar inisiatif altruisme, melainkan panggilan jiwa yang mengakar.
Kini, di PAUD Nurul Fikri Asy-Syakir, ia kembali hadir, membawa semangat yang sama, seolah-olah kebaikan adalah napas yang tak pernah berhenti mengalir dari dirinya.
Setiap guru yang hadir hari ini menerima paket Idul Fitri yang tak sekadar berisi barang, tetapi simbol penghargaan mendalam: baju Lebaran, sembako, mukena, dan beberapa item lain yang dipilih dengan penuh perhatian.
Barang-barang itu adalah cerminan dari sebuah pengakuan bahwa para pendidik ini adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang dengan sabar menuntun anak-anak menuju cahaya pengetahuan dan akhlak mulia.
Dalam setiap helai kain mukena, tersimpan doa agar keikhlasan mereka dibalas dengan keberkahan yang tak pernah usai. Dalam setiap paket sembako, ada harapan agar kehidupan mereka di akhir Ramadan ini dipenuhi kemudahan.
Apresiasi Bunda Aisah
Bunda Aisah, dengan suara yang bergetar penuh emosi, menyampaikan kata-kata yang mengguncang hati. “Tidak semua orang bisa bersabar mendidik anak-anak seperti guru-guru ini. Maka ikhlaslah dalam mengabdi,” ungkapnya dengan tulus.
Kalimat itu bukan sekadar nasihat, melainkan seruan jiwa yang lahir dari pengamatan mendalam atas perjuangan para pendidik. Bagi Bunda Aisah, yang gemar berbagi dalam berbagai kesempatan—termasuk kegiatan lima hari sebelumnya—keikhlasan adalah inti dari segala kebaikan. Ia tak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga menabur inspirasi, mengingatkan kita semua bahwa nilai sejati terletak pada hati yang rela memberi tanpa mengharap balas.
Hadir pula Kepala Humas BMH Pusat, Imam Nawawi, yang menegaskan bahwa acara ini adalah bagian dari berkah Ramadan yang melimpah. Semua ini, terang dia, adalah bagian dari berkah Ramadan.
"Alhamdulillah BMH yang fokus dalam mendorong pembangunan masyarakat melalui dakwah dan pendidikan bisa menjembatani kebaikan hari ini. Vanilla Hijab adalah mitra kebaikan BMH yang terdepan dalam berbagai kegiatan sosial, dakwah, dan pendidikan,” ujar pria yang selalu mengalirkan vibrasi semangat ini.
.jpeg)
Dia mengimbukkan, kebaikan sekecil apapun tak boleh berhenti, dan bahwa kolaborasi antara BMH dan Vanilla Hijab adalah jembatan emas untuk mewujudkan masyarakat yang lebih beradab.
Salah seorang guru, Ustadzah Sri Haryati, tak mampu menyembunyikan rasa harunya. “Saya sangat bersyukur atas kebaikan BMH dan Vanilla Hijab. Bantuan ini sangat berarti bagi kami, terutama di bulan penuh berkah ini,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Sri menambahkan, “Semoga keberkahan terus mengalir untuk kita semua.” Sri mendoakan sekaligus merefleksikan rasa dari hati yang penuh syukur, yang menyadari bahwa di balik setiap pemberian ada niat tulus untuk mengangkat martabat sesama.
Acara ini lebih dari sekadar pembagian paket. Ia adalah perayaan kemanusiaan, penguatan ikatan antara masyarakat dan pendidik, serta pengingat bahwa Ramadan adalah waktu untuk saling mengisi dengan kebaikan.
Bunda Aisah, dengan semangat berbagi yang telah ia tunjukkan berulang kali—menjadi nyala yang tak pernah padam di tengah gelombang kebaikan ini. Ia mengajarkan bahwa memberi adalah cara kita bertahan sebagai manusia, bahwa dalam setiap tetes keikhlasan, ada kehidupan yang terselamatkan, dan dalam setiap senyum yang tercipta, ada harapan yang terus bertumbuh. (gds/kas)
